Rabu, 25 Januari 2012

Mengapa Harus Bahu

 Gambar diambil dari sini

Waktu aku masih ABG dulu sempet gak ngeh setiap kali ada temenku yang lagi down terus bilang “pinjam bahumu dong”. Aku pikir ‘sekedar’ pinjam dan tidak ada efek apapun dari kegiatan pinjam-meminjam bahu ini.

Suatu hari, seperti biasa aku nongkrong di perpustakaan sekolah. Bukan rajin sih apalagi kutu buku, cuma perpus tuh tempat yang paling aman buat kantongku yang super dupper tipis. Itu kenapa aku selalu betah berlama-lama di perpus, mempertahankan isi kantong yang tidak seberapa. Hahahaha… Aku ambil sebuah buku, jangan tanya judulnya apa, sudah lupa tuh! :p

kira-kira isinya seperti ini,


Ibuku selalu bertanya kepadaku, apa bagian tubuh yang paling penting. Bertahun-tahun aku selalu menebak dengan jawaban yang aku anggap benar.

Waktu itu aku pikir suara adalah bagian yang paling penting bagi manusia, jadi aku jawab bagian tubuh yang paling penting adalah telinga.

“bukan itu nak, banyak orang yang tuli.” Jawab ibu. Teruslah berpikir dan aku akan menanyakannya lagi nanti.

Beberapa tahun kemudian, aku mencoba menjawab sebelum ibu bertanya lagi padaku. Kali ini aku begitu yakin jawabanku benar. Yang ku pikir kali ini adalah penglihatan penting bagi semua orang jadi ku jawab mata sebagai bagian terpenting dalam tubuh.

Ibu memandangku sambil berkata, “kamu belajar sangat cepat tapi sayang jawabanmu tidak tepat, karena masih banyak orang yang buta”.

Gagal lagi, aku terus mencari jawaban dari tahun ke tahun dan sayangnya jawabanku selalu tidak tepat. Dan ibu selalu berkata “bukan, tapi kamu semakin pandai dari tahun ke tahun anakku”.

Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihat ayah menangis.

Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek. Ibu bertanya padaku, “apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting sayang?”

Aku sangat terkejut ketika ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku pikir selama ini, pertanyaan ini hanyalah permainan antara aku dan ibu.

Ibu melihat kebigungan di wajahku dan memberitahuku, “pertanyaan ini penting untuk menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar-benar ‘hidup’.Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu. Aku selalu berkata bahwa kamu salah dan aku telah memberitahukannya kenapa. Tapi hari ini adalah hari dimana kamu harus mendapatkan pelajaran yang sangat penting.

Ibu memandangku dengan tatapan lembutnya. Matanya, mulai berkaca-kaca lalu dia berkata, “sayangku bagian tubuh yang terpenting adalah bahumu”.

Aku bertanya, “apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?”

“bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangi ketika mereka menangis. Kadang-kadang dalam hidup ini, semua orang perlu menangis. Aku cuma berharap kamu punya cukup kasih sayang dan juga memiliki teman-teman agar kamu selalu punya bahu untuk menangis kapan pun kamu membutuhkannya”.
Buku yang ku ambil secara acak dan tanpa ku rencanakan sebelumnya itu menjawab ketidak’ngeh’an aku. Seperti anak itu, akhirnya aku tahu bahwa bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Kita harus memiliki rasa simpati terhadap penderitaan yang dialami oleh orang lain. Memahami nilai ucapan dan senyuman, karena banyak orang yang memberi tapi tangannya malah ikut menampar.

Mungkin orang akan melupakan apa yang kita katakan. Orang akan melupakan apa yang kita lakukan. Tapi, orang tidak akan pernah lupa bagaimana kita membuat mereka berarti.

-----------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar